News  

Penghasilan Ojol Anjlok? Dulu Rp300 Ribu, Kini Cuma Rp170 Ribu!

Penghasilan Ojol Anjlok? Dulu Rp300 Ribu, Kini Cuma Rp170 Ribu!
Sumber: Detik.com

Penghasilan pengemudi ojek online (ojol) di Indonesia mengalami fluktuasi signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Data menunjukkan tren penurunan pendapatan, bahkan jika periode pandemi dikecualikan.

Survei yang dilakukan Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan dipublikasikan lebih dari setahun lalu, misalnya, mencatat pendapatan rata-rata pengemudi ojol pada 2018-2019 mencapai Rp 304.688 per hari.

Penurunan Drastis Pendapatan Ojol

Angka tersebut mengalami penurunan drastis selama pandemi COVID-19. Meskipun sempat mengalami sedikit pemulihan, pendapatan tidak pernah kembali ke angka semula.

Pada tahun 2023, pendapatan rata-rata mitra pengemudi ojol di Indonesia hanya sekitar Rp 174.805 per hari. Ini berarti hampir separuh dari pendapatan pada awal kemunculan aplikasi ojol.

Untuk mencapai pendapatan tersebut, pengemudi ojol harus bekerja sangat keras. Mereka rata-rata menyelesaikan 10 order per hari, menempuh jarak 42 km, dan menghabiskan waktu hingga 11 jam.

Angka Rp 174.805 tersebut merupakan pendapatan kotor. Belum dikurangi biaya operasional seperti makan, bensin (sekitar 31%), pulsa, dan perawatan motor.

Studi Pendapatan Ojol: Perbedaan Data

Survei lain yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada tahun 2022 menunjukkan hasil yang berbeda.

Survei Kemenhub, yang dipublikasikan melalui Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), mengungkapkan bahwa sekitar 50,1% responden memiliki pendapatan harian rata-rata Rp 50.000-Rp 100.000.

Menariknya, 44,1% responden menyatakan bahwa biaya operasional harian mereka juga berada di kisaran yang sama, yaitu Rp 50.000-Rp 100.000.

Survei Kemenhub juga menyoroti rendahnya insentif yang diterima para pengemudi. Sebagian besar pengemudi jarang atau bahkan tidak pernah mendapatkan bonus dari aplikasi maupun tip dari penumpang.

Survei Kemenhub ini dilakukan secara daring di Jabodetabek pada September 2022, melibatkan 2.655 pengguna dan 2.016 pengemudi ojol.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penghasilan Ojol

Perbedaan hasil survei IDEAS dan Kemenhub mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perbedaan metodologi, wilayah survei, dan waktu pengumpulan data.

Namun, kedua survei tersebut sama-sama menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh para pengemudi ojol dalam mempertahankan pendapatan mereka.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penghasilan pengemudi ojol antara lain: tingkat persaingan yang tinggi, fluktuasi harga BBM, dan kebijakan platform ojol itu sendiri.

Perlunya regulasi yang lebih baik dan perlindungan sosial bagi para pengemudi ojol menjadi hal penting untuk diperhatikan. Hal ini untuk memastikan kesejahteraan mereka dan keberlanjutan profesi ini.

Secara keseluruhan, data dari berbagai sumber menunjukkan penurunan pendapatan pengemudi ojol dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak agar kesejahteraan para pengemudi ojol dapat terjamin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *