Mudik menggunakan mobil pribadi menjadi pilihan banyak orang. Namun, perencanaan matang, terutama terkait konsumsi bahan bakar, sangat penting untuk perjalanan yang lancar.
Mengetahui estimasi biaya bensin sangat krusial agar perjalanan mudik tidak terhambat masalah keuangan. Ada dua metode praktis untuk menghitungnya, yaitu memanfaatkan fitur mobil modern atau perhitungan manual.
Cara Menghitung Konsumsi BBM untuk Perjalanan Mudik
Wuling Indonesia menyarankan dua metode praktis untuk menghitung konsumsi bahan bakar: melalui Multi-Information Display (MID) atau metode *full to full*. Berikut penjelasan detailnya.
Menghitung Konsumsi BBM Melalui MID
Mobil modern umumnya dilengkapi MID, layar digital yang menampilkan berbagai informasi kendaraan, termasuk konsumsi bahan bakar rata-rata.
Data konsumsi BBM di MID didapatkan secara otomatis dari Electronic Control Unit (ECU). Cukup cari kolom ‘average fuel consumption’ atau ‘AVG’ untuk mengeceknya.
Menghitung Konsumsi BBM dengan Metode Full to Full
Metode *full to full* cocok untuk mobil tanpa fitur MID. Cara ini menghitung konsumsi bahan bakar berdasarkan jarak tempuh dan jumlah bensin yang diisi.
Rumusnya sederhana: (Kilometer akhir – Kilometer awal) / Liter BBM yang diisi = Konsumsi BBM (Km/liter).
Contoh: Ahmad mengisi penuh tangki mobilnya pada odometer 2.000 km. Setelah menempuh perjalanan dan mengisi bensin kembali hingga penuh, odometer menunjukkan 2.200 km, dan ia mengisi 20 liter bensin. Maka, konsumsi BBM-nya adalah (2.200 – 2.000) / 20 = 10 km/liter.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi BBM
Hasil perhitungan konsumsi BBM bisa bervariasi karena beberapa faktor. Daihatsu menjabarkan beberapa di antaranya.
Kapasitas Mesin
Kapasitas mesin yang berbeda (misalnya 1.5L, 2.0L, 2.5L) akan menghasilkan konsumsi BBM yang berbeda pula. Mesin dengan kapasitas lebih besar cenderung lebih boros.
Rasio Kompresi
Rasio kompresi mesin mempengaruhi efisiensi pembakaran bahan bakar. Rasio kompresi yang tinggi umumnya lebih efisien.
Jenis BBM
BBM dengan oktan tinggi umumnya lebih irit dibandingkan oktan rendah. Namun, pastikan jenis BBM sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan.
Gaya Berkendara
Gaya berkendara berpengaruh signifikan terhadap konsumsi BBM. Berkendara santai dan hemat energi akan lebih irit daripada berkendara agresif.
Mengemudi di perkotaan cenderung lebih irit daripada di jalan tol dengan kecepatan tinggi atau medan berbukit.
Dengan memahami kedua metode perhitungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, perencanaan perjalanan mudik akan lebih matang dan terhindar dari kejutan biaya tak terduga. Semoga informasi ini bermanfaat!