Film pendek “Five Wolves” menghadirkan kisah inspiratif tentang solidaritas dan persaudaraan di antara komunitas Harley-Davidson Indonesia. Film berdurasi 15 menit ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga upaya mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap komunitas moge.
Lima anggota geng motor Harley-Davidson, Boni Pratama, Andrias William, Robertus Lopiga, Fajar Gomez, dan Kiki Ardyan, berperan sebagai produser sekaligus aktor utama dalam film ini. Semangat gotong royong menjadi kunci keberhasilan produksi film yang berbiaya hampir Rp 1 miliar ini.
Ide pembuatan film berawal dari keinginan mereka untuk menunjukkan sisi lain dari komunitas moge. Mereka ingin menepis anggapan bahwa komunitas moge identik dengan arogansi dan pelanggaran aturan lalu lintas. Film ini bertujuan menampilkan sisi positif, yaitu persahabatan, solidaritas, dan kepedulian terhadap keamanan dan ketertiban.
Mengubah Persepsi Negatif Terhadap Komunitas Moge
Fajar Gomez menekankan bahwa film ini ingin menyampaikan pesan bahwa anggota komunitas Harley-Davidson bukanlah orang-orang arogan. Mereka menunjukkan komitmen terhadap keselamatan berkendara melalui pelatihan safety riding, dan menjalankan hobi mereka dengan penuh tanggung jawab.
Film ini tidak hanya menampilkan aksi-aksi menegangkan, tetapi juga menonjolkan sisi humanis dari para bikers. Kisah persahabatan dan solidaritas dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk melawan kejahatan, menjadi inti cerita film “Five Wolves”.
Proses produksi film dimulai pada Desember 2024 dan syuting berlangsung pada Februari 2025. Film ini melibatkan lebih dari 70 motor Harley-Davidson asli, dan didukung oleh co-produser Vampire Saleh serta sutradara Siswoyo Hadi.
Lokasi Syuting dan Pemeran
Proses syuting dilakukan di berbagai lokasi menarik di Jakarta, seperti Bintaro dan Pantai Indah Kapuk. Kehadiran aktor-aktor ternama seperti Asmara Abigail, Bang Tigor, dan Ajis Gagap semakin menambah daya tarik film ini.
Dalam alur cerita, komunitas moge Harley-Davidson yang digambarkan dalam film ini menghadapi ancaman dari sebuah mafia. Namun, konflik ini justru menjadi perekat hubungan mereka dengan geng motor sport DNC, yang awalnya merupakan rival mereka. Hal ini menunjukkan bahwa persatuan dan kerja sama dapat mengatasi perbedaan dan mengatasi tantangan bersama.
Harapan dan Rencana Ke Depan
Dengan biaya produksi yang cukup besar, para pembuat film berharap “Five Wolves” dapat meraih perhatian penonton luas. Mereka bahkan berencana untuk mengembangkan cerita ini menjadi film panjang di masa mendatang.
Andrias William, Direktur PT. Vtwin Production Nusantara, mengungkapkan harapannya agar film ini bisa menginspirasi dan memberikan pandangan baru tentang dunia bikers di Indonesia. Biaya produksi yang tinggi juga disebabkan oleh penggunaan lebih dari 70 motor Harley-Davidson asli dan peralatan kamera berkualitas.
Kesuksesan “Five Wolves” dapat dilihat sebagai bukti bahwa film pendek bertema komunitas dapat menarik perhatian penonton dan memberikan dampak positif terhadap persepsi masyarakat. Film ini juga menunjukan potensi besar film-film Indonesia yang mengangkat tema-tema unik dan dekat dengan kehidupan masyarakat.
Selain itu, suksesnya film ini dapat menginspirasi komunitas-komunitas lain untuk menceritakan kisah mereka melalui film, sehingga dapat menunjukkan sisi positif dan menarik minat masyarakat luas untuk mengenal lebih dekat aktivitas dan budaya komunitas tersebut.