Istilah “Laundry GPS” belakangan ramai diperbincangkan di media sosial. Istilah ini terkait erat dengan praktik kejahatan dalam jual beli mobil bekas, khususnya yang berasal dari penggelapan atau pencurian.
Meningkatnya popularitas istilah ini dipicu oleh kasus penembakan pemilik rental mobil di Tangerang. Pelaku, yang merupakan anggota aparatur negara, terlibat dalam penggelapan mobil.
Laundry GPS merujuk pada tindakan menghilangkan perangkat GPS dari mobil, baik GPS tracker aftermarket maupun GPS bawaan pabrik. Tujuannya adalah menghilangkan jejak mobil yang dicuri atau ditipu.
Seorang pemilik rental mobil yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa “Laundry GPS” merupakan istilah yang umum digunakan di kalangan pelaku penggelapan mobil. Mereka berusaha menghilangkan jejak agar mobil tidak terdeteksi.
Di kalangan masyarakat umum, istilah ini mungkin masih asing. Namun, bagi mereka yang berkecimpung di dunia rental mobil atau jual beli mobil bekas, “Laundry GPS” sudah menjadi pengetahuan umum.
Dalam kasus penembakan di Tangerang, mobil yang dicuri dilengkapi tiga unit alat pelacak GPS. Pelaku berhasil mencopot dua unit, sementara satu unit masih terpasang, mengakibatkan mobil tersebut bisa ditemukan kembali. Proses pencopotan inilah yang disebut “Laundry GPS”.
Praktik Kejahatan di Balik Laundry GPS
Penggelapan mobil tidak hanya melibatkan pencurian fisik. Praktik kejahatan ini seringkali disertai dengan manipulasi dokumen, seperti penggunaan STNK dan BPKB palsu atau “Aspal” (asli atau palsu).
Dokumen palsu ini digunakan untuk mengaburkan asal-usul mobil curian. Pembeli yang tidak jeli akan mudah tertipu karena dokumen terlihat sah. Hal ini semakin mempersulit proses penyelidikan dan pengembalian mobil kepada pemilik yang sah.
Selain “Laundry GPS” dan manipulasi dokumen, pelaku kejahatan ini juga seringkali memanfaatkan celah hukum dan kurangnya pengawasan di industri jual beli mobil bekas.
Modus Operandi dan Perkembangan Teknologi
Pelaku seringkali menyasar rental mobil karena kemudahan akses dan minimnya pengawasan. Mereka memanfaatkan kelengahan pemilik rental dengan berbagai modus, mulai dari menyewa dengan identitas palsu hingga menyewa dalam jangka waktu yang lama.
Perkembangan teknologi GPS tracker yang semakin canggih juga diimbangi dengan upaya pelaku kejahatan untuk mengatasinya. Metode “Laundry GPS” pun terus berkembang dan menjadi semakin sulit dideteksi.
Oleh karena itu, penting bagi pemilik rental mobil dan calon pembeli mobil bekas untuk lebih waspada dan berhati-hati. Pentingnya pengecekan riwayat kendaraan secara menyeluruh sebelum melakukan transaksi menjadi kunci utama pencegahan.
Mencegah Kejahatan Jual Beli Mobil Bekas
Untuk mencegah menjadi korban kejahatan seperti ini, beberapa langkah penting perlu dilakukan. Pengecekan riwayat kendaraan melalui lembaga resmi sangat disarankan sebelum melakukan transaksi jual beli.
Selain itu, pemilik rental mobil disarankan untuk bergabung dengan asosiasi agar mendapatkan perlindungan dan informasi terkini mengenai modus kejahatan yang berkembang.
Peningkatan pengawasan dan kerja sama antar pihak terkait, seperti kepolisian dan lembaga resmi jual beli mobil, juga sangat penting untuk menekan angka kejahatan ini.
Pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang modus-modus kejahatan di bidang jual beli mobil bekas juga perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih waspada dan tidak mudah tertipu.
Kasus “Laundry GPS” menyoroti betapa pentingnya kewaspadaan dan kejelian dalam transaksi jual beli mobil bekas. Dengan pemahaman yang lebih baik dan tindakan pencegahan yang tepat, masyarakat dapat meminimalisir risiko menjadi korban kejahatan serupa.