News  

Penjualan Mobil April 2025 Anjlok: Libur Panjang Jadi Biang Kerok?

Penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada April 2025, baik secara wholesales maupun retailsales. Penurunannya mencapai lebih dari 20%, membuat April menjadi bulan terburuk di tahun tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perlambatan ekonomi dan banyaknya hari libur.

Data Gaikindo menunjukkan penjualan wholesales (pabrik ke dealer) hanya mencapai 51.025 unit di April 2025, turun 27,8% dari 70.895 unit di bulan Maret. Penjualan retailsales (dealer ke konsumen) juga anjlok hingga 25,5%, menunjukkan penurunan daya beli yang cukup drastis.

Faktor-faktor Penurunan Penjualan Mobil

Sri Agung Handayani, Marketing Director dan Corporate Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), menjelaskan bahwa penurunan penjualan sebenarnya sudah dimulai sejak Januari 2025. Penjualan sempat membaik sedikit di Februari, namun kembali merosot tajam di Maret dan April.

Agung menuturkan, “Januari turun itu kita jujur merasa ada advance sales yang dilakukan oleh konsumen di Desember 2024 karena ada dua kegelisahan kebijakan, VAT (Value Added Tax) di pusat dan opsen di regional. Sehingga bisa dilihat market Januari 2025 itu sangat drop.” Kondisi ini diperparah oleh penurunan penjualan yang diharapkan akan meningkat pada bulan Maret (biasanya ramai karena Lebaran), namun kenyataannya justru sebaliknya.

Agung menambahkan, “Kemudian di Februari sudah agak bagus, angkanya kalau nggak salah 69,9 (ribu) tahun lalu Februari itu angkanya 70 ribu. Kita pikir akan mirip nih (penjualan) di Maret, namun ternyata Maret peak yang tertinggi di dalam konsumsi yaitu di lebaran, ternyata tidak menunjukkan indikasi tersebut. Maret tahun lalu angkanya menyentuh 80 (ribuan), tapi itu tidak terjadi di Maret 2025 kemarin. Dan kemudian itu terjadi lagi di bulan April 2025,”

Libur Lebaran dan Hari Kerja Efektif

Salah satu faktor utama penurunan penjualan di April adalah banyaknya hari libur dan cuti bersama Idul Fitri. Libur panjang ini mempengaruhi jam kerja dealer dan aktivitas konsumen, yang banyak memilih mudik lebih awal. Agung menjelaskan, “April sebenarnya secara daily-nya, mungkin masih baik ya karena efektif date lebaran kali ini itu terlalu panjang liburnya. Jumlah hari kerja kita (April) kemarin efektif dua minggu ya atau 17 hari, bahkan aktual di masyarakat itu bisa lebih pendek lagi hari ya. Berarti ini bukan tentang industri otomotif (saja), konsumsi secara umum, *the consumer good* itu juga berkurang,”

Perlambatan Ekonomi Global

Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo, menyatakan bahwa perlambatan ekonomi global juga turut berperan dalam penurunan penjualan. Ia menekankan bahwa kondisi ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara di dunia. “Karena memang ekonomi melambat bukan hanya Indonesia, kan seluruh dunia juga gitu,” ujar Nangoi.

Nangoi menambahkan bahwa upaya pemerintah memberikan insentif untuk mobil hybrid dan dukungan dari perusahaan pembiayaan masih belum cukup untuk mengatasi penurunan daya beli masyarakat. Ia juga menyinggung tentang berkurangnya kelas menengah di Indonesia yang turut mempengaruhi penjualan kendaraan. “Kalau dilihat juga ini masyarakat menengah atas Indonesia juga banyak yang turun kelas dan segala macam. Jadi itu yang bikin penjualan terganggu,” ungkapnya.

Prospek Penjualan Mobil Ke Depan

Meskipun penjualan mobil di April 2025 mengalami penurunan yang signifikan, Nangoi tetap optimistis penjualan akan membaik di bulan-bulan mendatang. Ia berharap pameran otomotif besar di bulan Juli dan musim panas dapat mendorong peningkatan penjualan. Namun, ia memperkirakan angka penjualannya kemungkinan tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu, di mana penjualan mobil mencapai 865.723 unit, turun 13,9% dibandingkan tahun 2023 (1.005.802 unit). “Tapi saya pikir itu enggak akan terlalu lama dan bisa recovery. Jadi kalau saya masih optimis bisa oke apalagi di Juli akan naik ada pameran besar, sudah mulai musim panas juga dan segala macam. Ya bisa membaik ya,” kata Nangoi.

Secara keseluruhan, penurunan penjualan mobil di Indonesia pada April 2025 merupakan sinyal penting mengenai kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat. Meskipun optimisme masih ada, perlu strategi yang lebih komprehensif untuk memulihkan penjualan di sektor otomotif ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *